MENJADI PEMAAF MELANCARKAN RIZKI
Hal yang tidak kalah penting berkaitan dengan lancarnya rizki seseorang adalah menjadilah pemaaf sejati, memang sepintas menjadi pemaaf seolah-olah tidak ada kaitan dengan aliran rizki, tetapi ternyata, ketika kita memiliki rasa marah, rasa benci, rasa dendam, rasa muak, rasa sebel, rasa kesumat, rasa cemburu, rasa syirik, rasa dengki, rasa sakit dam rasa-rasa negatif lainnya, secara tidak langsung aura yang ke luar dari diri kita, adalah auara negatif, ketika aura negatif mendominasi diri kita, maka secara disadari atau tidak disadari kita sedang menarik peristiwa, kejadian yang mirip-mirip sama, mendekati bahkan bisa persis atau melebihi. Dalam bahasa lain ketika emosi sedang dendam atau benci terhadap orang yang telah menyakiti kita, maka aura disekita kita, saling tarik menarik, bila emosi kita sedang negatif terhadap pihak lain, maka sesungguhnya kita sedang mengundang peristiwa-peristiwa, kejadian-kejadian yang mirip yaitu kenegatifan, bahkan bila kita sedang kuat-kuatnya memancarkan aura negatif, maka, secara tidak langsung, kita sedang menghadirkan secara beruntun, secara berjejer, secara berbaris, peristiwa-peristiwa yang hampoir sama, yaitu kenegatifan.
Sebaliknya bila kita sedang memaafkan orang lain yang telah menyakiti kita, yang telah menghina kita, yang telah menghancurkan kita, walaupun memaafkan tersebut, bisa dilakukan secara langsung, maupun secara tidak langsung, artinya memaafkan kisalahan orang lain tanpa orang lain yang melakukan kesalahan tersebut mengetahuinya merupakan hal yang sangat baik, seperti kita mendoakan orang lain untuk sukses, untuk berhasil, untuk kaya dimana orang yang didoakan tidak mengetahuinya, maka doa tersebut, dalam bahasa agama mustajab, tanpa hijab, tanpa ada penghalang tanpa ada hambatan, langsung didengar oleh Yang Maha Kuasa atau cepat dikabulkan oleh Allah SWT.
Sekarang pertanyaanya dimana keterkaitan memaafkan orang dengan aliran rizki?
No comments:
Post a Comment