APA SEBABNYA SEBAGIAN ORANG TIDAK TAAT BERIBADAH TETAPI RIZKINYA BERLIMPAH
Ada pertanyaan dibenak saya, Mengapa di masyarakat sekitar tidak sedikit ditemukan orang dengan perilaku yang beraneka ragam dan taraf keidupan yang beraneka ragam pula. Misalnya dalam dalam taraf hidup kesejahteraan financial, jabatan, status ekonomi dan kemudahan mencari rizki.
Disatu sisi mestinya orang yang taat beribadah, orang selalu menjalankan perintah perintah keagaan dan setiap hari kehidupannya religius, tetapi sebagian ditemukan secara kehidupan ekonominya kembung kempes, kehidupan keuangannya serba kekurangan, kebutuhsn pokok primer serba terbatas dan serba minim, Ternyata kuncinya terletak pada kefokusan (kekhusuan). Orang yang khusu berbadah idealnaya kehmpahan rizki karena sabgat dekat dengan penguasa rizki (Allah SWT), tetapi mengapa mereka (sebagian) kehidupannya berbanding terbalik dengan orang yang secara religius jauh dari kehidupan keagaamaan tetapi sepertinya mudah memperoleh harta, mudah memperoleh kekayaan, seolah-olah apa yang mereka inginkan selalu di jabul okeh tang Maha Kuasa sebagai pemilik mutlak rizji.
Ternta dianalisa dapat ditarik sedikit hipotesa, bahwa orang yang tatat beribah, mungkin sebagain bersifat ritualisasi, jadi mereka cenderung melakukannya sebagai ritual saja, artinya sebagai kebiasaan, tidak betul-betul memaknai ritualiasa dengan kehidupan selayaknya pada oirang kebanyakan. Pada orang yang secara kasat mata tidak ritual keagamaan tetapi fokus terhadap apa yang mereka inginkan, dalam bahasa lain orang yang dipandang dari segi dhohir tidak kelihatan menggunakan pakaian sebagai lambang orang-orang bberiman, tidak memperlihatkan menggunakkan atribut yang melekat sebagai yang taat beribadah, seperti sorba, ketu haji, peci, jubah, samping, baju takwa dan lain-lain yang melambangkan kesolehan, tetapi dalam kehidupan sehari-harinya hidupnya sejahtera, tapi disisi lain sebaliknya orang yang lambang kesalehannya banyak tapi hidupnya serba kekurangan.
Ternyata kuncinya pd kekhusuan kefokusan, orang dengan ritual rendah tetapi fokus dengan apa yang mereka inginkan mendapat balasan memperoleh keinginannya, seperti kekayaan dan kesejahteraan, karena menurut para ahli neurosain, tugas alam semesta(lah SWT) merespon setgap individu yang fokus terhadap apa yang mereka inginkan, artinya mereka yang secara ritual rendah tetapi fokus kepada kekayaan, kesejahtraan, keberlimpahan, kemmewahan, sehingga alam semesta meresponnya, dalam bahasa para ahli neurosain alam semesta diibaratkan cermin besar, yang merekam dan memantulan apa yang difokuskan manusia melalui pikiran dan perasaannya, ketika orang yang secara kesalehan kurang, tetapi fokus terhadap apa yang mereka cita-citakan, walaupun kurang taat beribadah, tetapi alam semesta mereponya, smakin fokus dan yakin terhadap apa yang mereka inginkan tercapai semakin tinggi direspon alam semsta semakin tidak fokus semakin tidak khusu terhadap apa yang mereka inginkan maka alam semesta pun semakin tidak meresponnya.
Dalam bahasa yang berbeda menurut ahlim neurosain, tugas alam semesta hanya memantulkan pikiran dan perasaan manjusia, bila orang yang secara pandangan kebanyakan tidak taatp keagaamaan tetapi fukus dengan mereka inginkan seperti kekayaan dan keberlimpahan, maka dikabullah kekayaan dan keberlimpahan, tetapi disisi lain orang yang secara kasat mata seperti sangat taat beribadah tetapi tidak fokus dengan apa yang mereka inginkan, misalnya pikirannya dan perasaanya menolakpada kemelaratan, artinya setiap hari dia memikirkan kemiskinan, kemelaratan dan kekekuranan, walaupun secara ritual sangat taat, maka alam semesta (Allah SWT) akan meresponnya sepuluh kali lipat, jadi walaupun secara faktual taat beribadah akan tetap jatuh miskin , melarat, dan serba kekurangan bila pikiran dan perasaannya menolak harta kekayaan sebagai suatu kesalahan, harta kekayaan sebagaisuatu keserakan, harta kekayaan sebagai suatu yang kotor, oleh karenanya kirta harus merubah pola pikir kita bahwa harta kekayaa tidak salah, harta benda tidak salah yang salah adalah orang yang menggunakan harta kekayaan tersebut, kekayaan, uang bersifat netral.
Kesimpulanya ketika pikiran orang siapapun dia, mau orang taat beribadah atau tidak taat beribadah, selama yang bersangkutan fokus terhadap apa yang mereka inginkan maka alam semesta akan meresponnya dengan hukum, ten polt return-nya Sepuluh kali lipat, begitu juga sebaliknya apabila seseorang fokus pda kemiskinan, fokus pada keeurangan, maka akan terjadi persis bahkan lebih miskin dari yang diprediksi sebelumnya.
No comments:
Post a Comment